Menelaah Pola Pengembangan Puisi Rakyat: Pantun, Syair, dan Gurindam
Untuk memahami isi puisi rakyat, baik itu pantun, syair, dan gurindam maka tentu perlu memahami bagaimana pola struktur puisi rakyat itu sendiri. Untuk cara pengembangan pola puisi rakyat, coba perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
Menelaah Struktur Pantun
Ambillah kapas menjadi benang
Ambillah benang menjadi kain
Kalau kamu ingin dikenang
Berbuat baiklah dengan orang lain
Contoh telaah
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
Baca juga: Jenis-jenis kalimat
Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam
Bacalah gurindam berikut!
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugiDengan orang tua jangan pernah melawan
Kalau tidak mau hidup berantakanJagalah hati jagalah lisan
Agar kau tidak hidup dalam penyesalanSayangilah orang tua dengan sepenuh hati
Itulah cara menunjukan baktiBelajar janganlah ditunda-tunda
Karena kamu tidak akan kembali mudaJika kamu terus menunda
Hilanglah sudah kesempatan berhargaMasa lalu biarlah berlalu
Masa depan teruslah kau pacuLestarikan alam kita
sebelum alam menjadi murkaBelajarlah demi masa depan
Untuk mencapai semua harapanApabila mata terjaga
Hilanglah semua dahagaApabila mulut terkunci rapat
Hilanglah semua bentuk maksiatApabila tangan tidak terikat rapat
Hilanglah semua akal sehatJika hendak menggapai cita-cita
Bekerjalah lebih dari rata-rataJika hendak hidup bahagia
Jangan penah melakukan perbuatan sia-siaBarang siapa tidak takut tuhan
Hidupnya tidak akan bertahanApabila dengki sudah merasuki hati
Tak akan pernah hilang hingga nantiApabila hidup selalu berbuat baik
Tanda dirinya berhati cantik
Contoh menelaah gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Penelaahan
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila ...) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu ituWahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmuHai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Contoh
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insani
Contoh telaah syair
Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa (menggunakan kata seru Hai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
Posting Komentar untuk "Menelaah Pola Pengembangan Puisi Rakyat: Pantun, Syair, dan Gurindam"